Minggu, 29 April 2012

Tempat Wisata Kampung Naga

   Menurut saya tempat wisata ini yang paling berkesan untuk saya , teman - teman , dan para guru yang menyertai kami dalam perjalanan kesana. Kami pergi kesana karena ada studytour dari sekolah , dan kami pun juga di pandu oleh 1 team tutor untuk memandu kami dalam perjalanan menuju ke kampung naga. Yang terlintas dalam pikiran saya adalah "apa yang menarik dari tempat ini dan saya menjadi penasaran". Setelah tutornya menjelaskan tentang kampung naga. Barulah saya tau mengenai kampung naga tersebut dari mulai jalan menuju kampung naga, agama , kebudayaannya dan upacara adatnya.
   Kampung ini berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamata Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya. Kampung ini berada di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. Di sebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan di sebelah utara dan timur dibatasi oleh Ci Wulan ( Kali Wulan ) yang sumber airnya berasal dari Gunung Cikuray di daerah Garut. Jarak tempuh dari kota Tasikmalaya ke Kampung Naga kurang lebih 30 kilometer, sedangkan dari kota Garut jaraknya 26 kilometer. Untuk menuju Kampung Naga dari arah jalan raya Garut-Tasikmalaya harus menuruni tangga yang sudah di tembok (Sunda : sengked) sampai ke tepi sungai Ciwulan dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan jarak kira-kira 500 meter. Kemuedian kami melalui jalan setapak menyusuri sungai Ciwulan sampai kedalam Kampung Naga.
   Terlihat oleh kami bentuk permukaan tanah pada Kampung Naga berupa perbukitan dengan produktivitas tanah bisa dikatakan subur. Luas tanah dari Kampung Naga yang ada seluas satu hektar setengah, sebagian besar digunakan untuk perumahan, pekarangan, kolam, dan selebihnya digunakan untuk pertanian sawah yang dipanen satu tahun dua kali. Dan bentuk rumah dari Masyarakat Kampung Naga ini cukup menarik karena harus panggung, bahan rumah dari bambu dan kayu. Atap rumah harus dari daun nipah, ijuk, atau alang-alang, lantai rumah harus terbuat dari bambu atau papan kayu. Rumah harus menghadap kesebelah utara atau ke sebelah selatan dengan memanjang kearah Barat-Timur. Dinding rumah dari bilik atau anyaman bambu dengan anyaman sasag. Rumah nya tersebut tidak boleh dicat, kecuali dikapur atau dimeni. Bahan rumah ini tidak boleh menggunakan tembok, walaupun mampu membuat rumah tembok atau gedung. Rumah tidak boleh dilengkapi dengan perabotan, misalnya kursi, meja, tempat tidur dan listrik. Karena itu sudah tradisi rumah disana dan tidak boleh diubah .
   Penduduk Kampung Naga semuanya mengaku beragama Islam, akan tetapi sebagaimana masyarakat adat lainnya mereka juga sangat taat memegang adat-istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya. Artinya, walaupun mereka menyatakan memeluk agama Islam, syariat Islam yang mereka jalankan agak berbeda dengan pemeluk agama Islam lainnya. Bagi masyarakat Kampung Naga dalam menjalankan agamanya sangat patuh pada warisan nenek moyang. Umpanya sembahyang lima waktu: Subuh, Duhur, Asyar, Mahrib, dan salat Isa, hanya dilakukan pada hari Jumat. Pada hari-hari lain mereka tidak melaksanakan sembahyang lima waktu. Pengajaran mengaji bagi anak-anak di Kampung Naga dilaksanakan pada malam Senin dan malam Kamis, sedangkan pengajian bagi orang tua dilaksanakan pada malam Jumat
  Di bidang kesenian masyarakat Kampung Naga mempunyai pantangan atau tabu mengadakan pertunjukan jenis kesenian dari luar Kampung Naga seperti wayang golek, dangdut, pencak silat, dan kesenian yang lain yang mempergunakan waditra goong. Sedangkan kesenian yang merupakan warisan leluhur masyarakat Kampung Naga adalah terbangan, angklung, beluk, dan rengkong. Kesenian beluk kini sudah jarang dilakukan, sedangkan kesenian rengkong sudah tidak dikenal lagi terutama oleh kalangan generasi muda. Namun bagi masyarakat Kampung Naga yang hendak menonton kesenian wayang, pencak silat, dan sebagainya diperbolehkan kesenian tersebut dipertunjukan di luar wilayah Kampung Naga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar